Beranda | Artikel
Sekilas Mengenal Ikhlas dan Tauhid
Selasa, 26 Februari 2019

Bismillahi. Wa bihi nasta’iinu.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan bagi-Nya agama secara hanif.” (al-Bayyinah : 5)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas segenap hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka melakukan syirik pasti akan lenyap apa-apa yang telah mereka amalkan.” (al-An’am : 88)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu hanya akan dinilai dengan niat, dan bagi setiap orang balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnul Mubarok rahimahullah mengatakan, “Betapa banyak amal kecil menjadi besar dengan niatnya, dan betapa banyak amal besar menjadi kecil karena niatnya.”

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman (yang artinya), “Aku adalah Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan seraya mempersekutukan di dalamnya antara Aku dengan selain-Ku maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya itu.” (HR. Muslim)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amal yang dahulu mereka kerjakan lalu Kami jadikan ia bagaikan debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan : 23)

Makna Islam

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agama maka tidak diterima darinya dan di akhirat dia termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelummu melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada ilah/sesembahan -yang benar- selain Aku, maka sembahlah Aku.” (al-Anbiya’ : 25)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)   

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan menunaikan haji ke Baitullah apabila kamu sanggup mengadakan perjalanan kesana.” (HR. Muslim)

Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka. Dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu sedikitpun penolong.” (al-Ma-idah : 72)

Keutamaan Iman dan Amal Salih

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman, benar-benar Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl : 97)

Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (al-’Ashr : 1-3)

Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang diberikan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.” (al-An’am : 82)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir; yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman terdiri dari enam puluh lebih cabang atau tujuh puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan laa ilaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata, “Bukanlah iman itu hanya dengan angan-angan atau memperindah penampilan. Akan tetapi iman adalah apa-apa yang bersemayam di dalam hati dan dibuktikan dengan amal-amal perbuatan.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan amalan yang tidak ada perintah/tuntunannya dari kami maka ia tertolak.” (HR. Muslim)

Perintah Yang Paling Agung

Allah berfirman (yang artinya), “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan beribadahlah kepada Allah, jangan kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (an-Nisaa’ : 36)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu telah menetapkan bahwa janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepada-Nya…” (al-Israa’ : 23)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu mengatakan; Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku kabulkan, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku pasti akan masuk ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (Ghafir : 60)

Ketika mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka syahadat laa ilaha illallah.” dalam sebagian riwayat disebutkan, “Supaya mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah berkata, “Perkara paling agung yang diperintahkan oleh Allah adalah tauhid; yaitu mengesakan Allah dalam hal ibadah.”

Bahaya Syirik

Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Maukah kami kabarkan kepada kalian mengenai orang-orang yang paling merugi amalnya; yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya dalam kehidupan dunia sementara mereka mengira bahwa dirinya telah berbuat kebaikan dengan sebaik-baiknya.” (al-Kahfi : 103-104)

Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan masih mengampuni dosa-dosa di bawah tingkatan itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (an-Nisaa’ : 48)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amal yang dahulu mereka kerjakan lalu Kami jadikan ia bagaikan debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan : 23)

Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka melakukan syirik pasti akan lenyap apa-apa yang telah mereka amalkan.” (al-An’am : 88)

Semoga catatan singkat ini bermanfaat bagi kita. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Yogyakarta, 21 Jumada Tsaniyah 1440 H / 26 Februari 2019

Ramadhan semakin dekat, mungkin ini saat yang tepat bagi anda untuk terlibat...


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/sekilas-mengenal-ikhlas-dan-tauhid/